Rabu, 03 September 2008

Program Kementerian Pariwisata Kabinet Sanddy

Kalau saya jadi Menteri Pariwisata di kabinet Sanddy, berikut adalah tiga prioritas utama saya. Sengaja dibuat tiga saja, daripada janji-janji program macem-macem tapi akhirnya nggak ada yang tercapai (nggak seperti program pariwisata yang sekarang ... yang sebenernya nggak jelas juntrungannya itu apa ....):

1. Comprehensive Infrastructure Development. Daerah-daerah wisata yang menjanjikan harus punya infrastruktur yang lengkap dan berfungsi dengan baik supaya turis nggak terjijay-jijay.

Misalnya, harus ada jalan yang rata dan bebas pungli dari airport / stasiun kereta ke obyek-obyek wisata. Harus ada drainage dan waste management system yang baik supaya kota bebas dari bau sampah dan banjir. Papan penunjuk jalan harus jelas dan bentuknya seragam. Harus ada WC umum yang bersih di lokasi-lokasi strategis. Harus ada hotel yang bersih, car rental, restoran, taxi, travel agent, dan tour guide yang bersertifikat di tiap-tiap daerah wisata. Pasokan air bersih dan listrik ke daerah-daerah wisata harus dijamin. Investasi di sektor energi dan infrastruktur pariwisata harus mendapat perhatian khusus.

Pembangunan pariwisata harus komprehensif dan mengikuti master plan untuk daerah tersebut ... jangan cuma sekedar memberi permit untuk bangun 1 hotel, tapi jalannya kesana tidak ada, cari es batu saja susah, listriknya putus-sambung, dan orang-orang lokalnya nggak ada yang terlatih untuk bekerja di hotel tersebut.

2. Connectivity. Turis masuk ke Indonesia melalui "pintu-pintu masuk" tertentu, mayoritas dari Jakarta, Bali, Medan, Yogyakarta. Karena itu, pemerintah akan berupaya supaya perusahaan transportasi memberikan connecting flight atau direct services dari pintu-pintu masuk ini ke daerah wisata lainnya. Misalnya .. dari Bali harus ada direct flight ke Manado, Lombok, Pulau Komodo, Surabaya. Dari Bali, harus ada tour bus yang dari airport langsung berangkat ke Pulau Menjangan, Lovina, Karangasem, dsb. supaya yang populer bukan cuma kabupaten Badung doang.

Tiap airport dan stasiun kereta api yang besar harus punya "Visitor Information Service" supaya turis-turis bisa dapat informasi terpercaya tentang apa yang bisa mereka lakukan di daerah setempat.


3. People Education. Selain Bali, harus diakui bahwa kebanyakan masyarakat Indonesia masih belum sepenuhnya mengerti bagaimana membuat turis merasa welcome, ingin datang lagi, dan ingin membuang duitnya di Indonesia. Misalnya, di Borobudur saya masih merasakan dikejar-kejar penjual suvenir dari awal sampai akhir kunjungan, hanya untuk menjual buku yang pada awalnya harganya Rp200 ribu, dan akhirnya mau turun sampe Rp20 ribu karena melihat bahwa kita sudah deket pintu keluar. Pedagang-pedagang kaki lima harus diajarkan untuk tertib berjualan di tempat yang sudah disediakan, dan jangan lah itu turis dikejar-kejar sampe ketakutan dan nggak mau balik lagi.

Kurikulum sekolah harus menekankan pentingnya "menggunakan" bahasa inggris dalam percakapan, bukan sekedar belajar grammar dan vocab tapi nggak tau cara pakenya. Belajar bahasa asing lain selain bahasa inggris juga sebaiknya dijadikan mata pelajaran pilihan untuk siswa SMP dan SMA. Jangan seperti sekarang, yang menteri pariwisatanya aja inggris-nya amburadul tapi super pede dan jadinya malu-maluin (maaf ya Pak ..... :-p )

Masyarakat harus dibiasakan untuk bersih. Misalnya, supir delman harus diajari untuk menaruh semacam karung di belakang kudanya untuk menampung pup-nya, lalu pupnya bisa disetor di tempat penampungan khusus yang bisa merubah pup ini menjadi pupuk kompos. Di Lombok, misalnya, jalan-jalan di Mataram dan sekitarnya masih penuh dengan kotoran kuda.

Misalnya lagi, masyarakat harus dibiasakan untuk tidak buang sampah dan meludah sembarangan.

Kalau tiga hal ini berhasil dilaksanakan, target 6 juta wisatawan tiap tahun (target kementerian pariwisata tahun 2008) itu sebenarnya sangat mudah. Singapur yang cuma pulau kecil saja bisa menarik 13 juta wisatawan tiap tahun, hanya dengan berpegang pada comprehensive infrastructure development, connectivity dan people development. Masak Indonesia yang beribu-ribu kali lebih besar dan indah tidak bisa? :D

Tidak ada komentar: