Minggu, 01 Februari 2009

Kampanye Hitam atau Kampanye Cerdas??

Akhir-akhir ini kita sering sekali melihat iklan politik. Baik perorangan atas nama partai atau partai itu sendiri langsung. Saya cukup terhibur dengan iklan-iklan yang menurut saya kreatif dan menarik. Namun kemudian saya mulai agak terganggu dengan beberapa iklan yang bisa dibilang kampanye hitam atau kampanye cerdas!
Pertama, iklan sebuah partai politik yang menyatakan keberhasilan partainya dan tokoh partainya mengatasi masalah bangsa yaitu HARGA BAHAN BAKAR MINYAK! Kampanye yang sangat cerdas menurut saya. Rakyat yang memang tergantung dengan BBM seperti disiram air segar dengan turunnya harga BBM. Cerdas dan bahkan sangat cerdas, rakyat yang mayoritas pas-pasan atau bahkan miskin bisa sedikit berhemat dengan turunnya harga BBM. Namun juga HITAM!!! Pembusukan dan penipuan besar terhadap rakyat. Rakyat yang bodoh semakin dibodohi dengan menyatakan itu merupakan prestasi pemerintah!! HITAM dan malah sangat PEKAT!! Rakyat yang tidak tahu apa2 harus menanggung beban yang seharusnya sudah terlepas. Yaitu, dengan turunnya harga minyak dunia menjadi US$40-an per barrel seharusnya Premium dan Solar dijual oleh pertamina dibawah Rp. 3.500,- per liter. Seharusnya beban rakyat semakin kecil lagi kalau pemerintah memang pro rakyat. Seharusnya biaya yang harus dikeluarkan rakyat untuk BBM bisa ditekan lagi kalau pemerintah mau sedikit pro rakyat dengan memberikan harga BBM yang sesuai dengan harga pokok produksi yang hanya dibawah Rp. 3.500,- per liter.
Terus terang saya jadi bingung dan kecewa. Bingung mengapa sosok yang di cintai rakyat rela menciderai dirinya sendiri dengan sesuatu yang bisa dikategorikan penipuan dan hanya mencari menang sendiri? Kecewa mengapa bangsa ini tidak kunjung lepas dari penjajahan, setelah rezim orde baru tumbang kembali kita dijajah dengan iklan dan jargon politik yang menyesatkan dan hanya untuk kepentingan golongan tertentu saja??
Kedua, iklan sebuah partai politik yang lain lagi yaitu dengan membanggakan diri menjadi penengah masalah2 konflik dibeberapa daerah. Kembali saya bertanya-tanya, cerdas atau hitamkah kampanye model demikian? Mungkinkah sebuah partai politik bisa menyelaesaikan konflik disuatu daerah? Bukankan kalau seorang kader partai kalau sudah menjadi pejabat negara atau abdi negara bertindak atas nama negara dan bukan lagi atas nama partainya? Prestasinya sebagai aparatur negara seharusnya menjadi prestasi negara bukan orang tersebut atau partai politiknya, karena keberhasilannya tentu bukan semata-mata karena orang tersebut atau partanya namun lebih karena nasionalisme bangsa yang di bawa dan diperjuangkan!!!
Mungkin Yang Kuasa marah karena kedamaian yang sudah dianugerahkan ke bangsa ini dikangkangi oleh sebagian orang dan segolongan saja, sehingga belum lama ini sebuah daerah konflik yang sudah di klaim damai kembali bergolak dan menelan korban. Kota itu kembali mencekam......
Maka, cobalah kita semua merenung dan kembali bersyukur kepada TUHAN. Kalau Tuhan sudah memberikan banyak kemudahan (minyak dunia yng turun, kedamaian dan berhentinya konflik dllsb) maka janganlah kita menjadi arogan dan sombong menklaim keberhasilan itu milik kita atau golongan kita atau partai kita, namun merupakan anugerah Tuhan atas bangsa ini yang harus menjadi keberhasilan dan kebanggaan kita semua sebagai BANGSA!!!
Salam Kegerakan!!!

Tidak ada komentar: